Lebih lanjut, Melki meminta kader
Golkar untuk terus menjaga elektabilitas dengan soliditas partai yang kuat di
seluruh tanah air. "Dengan itu, pasti memiliki dampak elektoral kuat dan
mendorong Partai Golkar makin kuat penetrasinya di Pilkada 2018 dan Pemilu 2019
nanti," pungkasnya. Pasca
pergantian kepemimpinan dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto, Partai Golkar
mengalami kenaikan elektabilitas.
Peneliti Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) Rully Akbar menjelaskan, dalam survei LSI bulan Agustus 2017
lalu, elektabilitas Golkar hanya 11,6 %. Golkar saat itu berada di posisi
ketiga dan berada jauh di bawah Gerindra. Sementara pada bulan Desember 2017,
elektabilitas Golkar naik menjadi 13,8 %dan naik lagi pada awal tahun ini
menjadi 15,5 %. "Pasca pergantian kepemimpinan, elektabilitas partai
Golkar mulai membaik dan menunjukan tren kenaikan," jelas peneliti LSI
Rully Akbar dalam konferensi pers di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur,
Rabu (24/1).
Survei dilakukan dengan responden
sebanyak 1.200 orang yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan responden di 34 propinsi dari
tanggal 7 sampai tanggal 14 Januari 2018.
Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 %. Survei dilengkapi
dengan riset kualitatif seperti FGD, media analisis, dan depth interview
narasumber.
No comments:
Post a Comment