Tuesday, January 30, 2018

Kader Golkar Bali Solid Dukung Mantra-Kerta Apapun Yang Terjadi

BALI - Manuver pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace) yang merangkul sejumlah sesepuh partai Golkar Bali tak meresahkan partai belambang pohon beringin tersebut. Diberitakan sebelumnya, setelah berhasil menghadirkan Penglingsir Puri Pemecutan, Ida Tjokorda Pemecutan XI, yang juga anggota Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Provinsi Bali pada Deklarasi KBS-ACE di Lapangan Umum Mengwi, Minggu (28/1/2018), Koster kembali bersilahturahmi dengan sesepuh Partai Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha, Senin (29/1/2018). Alit Yudha merupakan mantan Ketua DPD I Golkar Bali periode 1999-2004, yang tak lain anak dari Pahlawan Nasional Gusti Ngurah Rai

Sekretaris DPD Partai Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry menegaskan internal partai Golkar tetap solid memenangkan pasangan calon Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Sudikera (Mantra-Kerta). Sudikerta sendiri merupakan ketua DPD Partai Golkar Bali. Ia menegaskan, soliditas kader partai Golkar tak tergerus kendati KBS-Ace kian lengket dengan sesepuh partai Golkar tersebut. “Tidak ada masalah, itu biasa aja tidak ada mengganggu soliditas partai,” tegas Sugawa Korry di Denpasar, Selasa (30/1/2018). Kehadiran Cok Pemecutan saat deklarasi KBS-Ace sesuatu yang biasa saja, sebab dia diundang dalam kapasitas sebagai Penglingsir Puri Pemecutan. Secara etika Cok Pemecutan tentu menghargainya dan menghadiri deklarasi tersebut. Partai Golkar kata dia, tidak akan meminta klarifikasi Cok Pemecutan pada deklarasi KBS-Ace. “Kehadiran Cok Pemecutan bagi kami di jajaran kader melihatnya suatu hal yang biasa saja. Sebagai tokoh puri beliau diundang dan hadir. Kita tidak mempermasalahkannya, karena soliditas kader Golkar di Bali sampai dengan di akar rumput sudah sangat solid begitu DPP Partai telah mengambil keputusan mengusung Mantra-Kerta,” katanya.

Terkait juga dengan Alit Yudha, menurut Sugawa Korry juga tidak ada masalah, sebab dia didatangi oleh Koster di kediamannya. “Namanya orang bertamu tetap harus diterima,” ujar Sugawa Korry. Wakil ketua DPRD Bali ini menegaskan, masyarakat sudah cerdas dalam menggunakan hak politiknya dalam Pilkada. “Kami mempunyai keyakinan yang kuat bahwa di era milenial ini publik telah punya sikap politik tersendiri yang tidk bisa dipengaruhi cara-cara penggalangan konvensional termasuk tekanan dan penggiringan massa. Survey kami menunjukkan posisi Mantra-Kerta semakin diterima di tengah-tengah masyarakat Bali yang merindukan kepemimpinan sekaliber Prof Mantra (ayah Rai Mantra), yang melahirkan gagasan cemerlang untuk membela adat, budaya dan taksu Bali di desa pekraman,seperti PKB (Pesta Kesenian Bali) LPD (Lembaga Perkreditan Desa), werdi budaya, pelestarian subak dll,” jelas Sugawa Korry.

Politikus asal Buleleng ini melanjutkan, representasi gagasan cemerlang prof. Mantra dikombinasikan dengan keberhasilan program Bali Mandara yang akan diimplementasikan Mantra-Kerta diyakini oleh masyarakat mampu menjaga eksistensi adat, budaya dan taksu Bali. “Rai Mantra adalah kader biologis dan idiologis almarhun Prof Mantra. diyakini paham betul apa yg menjadi gagasan dan cita-cita ayahanda beliau, dan masyarakat paham beliau mampu melaksanakannya. Demikianpun Ketut Sudikerta, selama menjabat sebagai Wakil gubernur Bali selama ini menjadi ujung tombak implementasi program Bali Mandara di era kepemimpinan gubenur bapak Made Mangku Pastika. Beliau sudah sangat memahami dan menghayati program Bali Mandara yang harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat Bali ke depan. Kombinasi inilah yang melekat dan diharapkan masyarakat Bali,” pungkas Sugawa Korry.

No comments:

Post a Comment

DPD I Golkar Papua Bentuk Forum Fraksi

Papua  - Dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) I, Rabu (4/4/2018) DPD I Golkar Papua membentuk forum komunikasi anggota Fraksi Partai Go...