Menurut Sudikerta, ada tiga yang bisa dikembangkan di Buleleng Barat yakni marinanya yang begitu exsotik, kemudian hutanya dan pantainya. “Saya itu mempelajari FS Unud dan Bhisama PHDI. Karena saya bagian dari umat Hindu, maka saya harus mengikuti Bhisama PHDI,” tegas Sudikerta. Uang reklamasi itu lebih baik dialihkan ke Buleleng untuk membangun Buleleng yang selama ini masih tertinggal jauh dari Bali Selatan dan kini masih menyandang status daerah termiskin kedua di Bali setelah Karangasem. “Saya menolak bukan tanpa solusi. Saya menolak tapi kasih solusi. Uang yang dipakai reklamasi lebih baik bawa ke Buleleng untuk membangun Buleleng. Di Buleleng ada tanah milik Pemprov Bali, ya dipakai bangun di sana sehingga Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng sama-sama mendapatkan keuntungan,” urai Ketua DPD Partai Golkar Bali itu.
Program kedepan Cawagub yang ramah senyum ini juga sudah menyiapkan beberapa kemajuan untuk Buleleng yang ingin menghindari kemacetan Bali Selatan. Faktor penentu utama menurutnya adalah adanya akses jalan yang akan mengurai kemacetan antar Bali selatan dengan Bali Utara, Bali Barat dengan Bali Timur. “Kami sudah siapkan pembangunan jalan tol, sekarang tinggal mendorong karena FS sudah selesai untuk bisa terbangunya jalan tol yang akan mengakses dari Gilimanuk sampai Kabupaten Karangasem, dari Denpasar ke Buleleng. Untuk Buleleng sendiri ada dua jalur, Buleleng Timur di Kubutambahan dan Buleleng Barat dari Pekutatan tembus ke Seririt,” ujar Sudikerta. Dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut maka masyarakat akan lebih singkat untuk menempuh jarak yang dituju, tidak seperti sekarang daerah Buleleng Selatan banyak memiliki jalur tikungan dan curam terlebih dengan tingkat bahaya yang sangat tinggi.
No comments:
Post a Comment