Penataan Sungai Badung ini untuk
menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah
sembarangan. Program ini menjadi tujuan yang sama dengan program merevitalisasi
pasar-pasar tradisonal di Denpasar, guna memberikan dampak peningkatan karakter
masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan. Menurut Rai Mantra
penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Badung agar terlihat lebih
mempesona, namun menjadikan sungai yang tidak terlihat ini bisa dijadikan
sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Tukad Bindu dan Tukad Loloan yang
sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Ke depannya penataan sungai ini
akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang
memungkinkan untuk ditata kembali. Dan jika memungkinkan akan membuat sebuah
transportasi sungai, seperti perahu-perahu kecil untuk lebih memudahkan
transportasi rekreasi sungai serta memudahkan masyarakat terhubung dengan
sungai. “Jadi River Walk ini bisa digunakan sebagai potensi air disegala aspek,
baik itu ekonomi, edukasi, tranportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu
yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Rai Mantra.
Sementara Plt. Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta,
mengungkapkan penataan bantaran sungai pada intinya untuk bisa mengubah prilaku
masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Dengan
penataan ini diharapkan warga tidak lagi
membuang sampah ke sungai, serta dengan tertatanya bantaran sungai, masyarakat
bisa memanfaatkan untuk kegiatan yang positif. Penataannya meliputi sisi kanan dan kiri sungai dipasangi paving
kombinasi batu sikat. Mulai dari jembatan di Jalan Gajah Mada Denpasar hingga
120 meter ke selatan. Program penataan ini
akan berlanjut tahun ini dengan menata ke selatan hingga jembatan Jalan
Hasanudin.
No comments:
Post a Comment